Pengertian Tentang Cinta
Terkadang untuk anak yang baru beranjak dewasa (ABG) muncul sebuah perasaan ketertarikan dengan lawan jenis. Nah, perasaan ini nih yang sering kita sebut rasa cinta atau dalam bahasa inggrisnya Love. Nah, Cinta (Love) itu adalah fitrah yang ada pada setiap diri manusia. Dengan cintalah kita bisa menyayangi dan mengasihi.
Sejatinya cinta itu membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi yang merasakannya. Tapi kok, banyak yang menderita karena cinta? Nah, sebelum saya menjelaskan cinta seperti apa yang membawa pada kebaikan dan kebahagiaan yang haqiqi dan cinta seperti apa saja yang membawa pada penderitaan. Saya ingin menjelaskan tentang pengertian cinta itu sendiri.
Pengertian Cinta
Cinta (Love), satu kata universal yang dipahami diseluruh dunia, yang menggambarkan perasaan suka dan sayang seseorang kepada orang lain atau sesuatu, yang disadari atau tidak sadari, membuat orang tersebut memberikan sesuatu yang terbaik pada dirinya untuk orang lain atau sesuatu tersebut. [kompasiana]
Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya “Makna Kasih” mengatakan jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, maka ia akan terlempar keluar dari cinta dirinya sendiri, dan ia mulai hidup untuk orang lain. Sedangkan Yose Ortega Y. Gasset dalam “On Love” mengatakan bahwa di kedalaman sanubari seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya. persatuan tersebut bersifat kebersamaan yang mendasar serta melibatkan seluruh eksistensinya.
Cinta itu bisa membuat orang buta akan segalanya hanya demi rasa sayang terhadap sang kekasih. Kita juga tau apa maknanya cinta itu. Cinta psti bisa membuat orang merasakan suka dan duka pada waktu yang sama ketika kita berusaha mendapat kebahagiaan bersama. Jadi bukanlah kebahagiaan untuk kita sendiri. Meskipun demikian kita jangan samapi salah langkah agar tidak menuju kesengsaraan. Lakukanlah demi orang yang kamu kasihi agar kau tidak merasa sia-sia tanpa guna. Karena hal itulah yang membuat hidup menjadi lebih hidup (Losta Masta).
Kata cinta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih. Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku.
[Tere liye ] menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu lucu ya.
Tapi baiklah, karena page saya ini persentase anggota remaja hingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).
1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yang melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tidak pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba-tiba perasaan itu sudah mekar tak berbilang.
2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yang menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat-dekat dengan seseorang itu? Kalian mau telpon-telponan, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yang tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?
3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma-norma, nilai-nilai, batasan-batasan yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma-norma, nilai-nilai, batasan-batasan tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tidak se-zona waktu lagi dengan tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan untuk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan untuk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang-orang sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar-cakar, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Saya rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dari merusak dirinya sendiri. Saya tidak akan menggunakan dalil-dalil agama dalam notes ini–karena orang-orang yang pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama-sama kuat, saya pakai logika kalian saja.
4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik-baik, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik-baik, tanyakan pada pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh-jauh, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya–asumsinya punya uang.
5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar-benar menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang-orang pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan ‘pacaran’ sebagai sumber energi, mengingat sifatnya yang temporer sekali. Mending saya milih kekuatan bulan, jelas-jelas bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya.
6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus saya lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dengan hal-hal positif, isi waktu bersama teman-teman, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor-pesohor menjadi teladan–padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata-kata saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman-teman terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dengan terus belajar, produktif, dsbgnya.
7. Lantas bagaimana saya melewati masa-masa galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan-perasaan kalian. Boleh galau menatap langit-langit kamar. Boleh cerita-cerita curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yang tiba-tiba datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tidak diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh–bahkan banyak– orang-orang yang tidak sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Saya tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jadi susah dipahami, tapi itu nyata, orang-orang yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dengan selamat akan lebih besar. Jangan coba-coba berduaduaan, jangan coba-coba pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar-benar menghabisi kehormatan kalian.
8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal-sinyal, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang-orang yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang-orang yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dengan banyak orang-orang yang mabuk-mabukan, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun-ampunan, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tidak, bahagia atau tidak, boleh jadi tidak ada korelasinya dengan pacaran atau tidak. Kita mungkin tidak pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dengan baik, mengakhirinya dengan baik, semoga fase berikutnya berjalan dengan baik.
Saya konsen sekali masalah pacaran ini, karena saya tidak ingin kalian menghabiskan masa-masa penting kalian untuk urusan perasaan yang sebenarnya di usia kalian tidak penting-penting amat. Dan saya harus bilang, orang-orang yang paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa’ kalian mau dekat-dekat dengan pintu yg ada tandanya ‘pergaulan bebas’. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa-rasanya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yang bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.
Saya membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan-batasan yang tidak bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita-cerita tsb, lihat dari sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yang baik. Bukan sebaliknya, mengambil yang bisa memberikan argumen buat kalian–karena namanya novel, tentu saja saya harus memasukkan tokoh-tokoh buruk, jahat. Saya juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.
Saya benar-benar tidak bisa melakukan hal yang lebih kongkret dalam urusan ini, selain dengan tulisan-tulisan. Tapi itu hanya tulisan-tulisan. Itulah kenapa saya sangat menghormati guru-guru, orang-orang dewasa, orang tua di sekitar remaja yang lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja-remaja mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri. ~Darwis Tere Liye
Nah, itu dia tuh penjelasan dari salah satu penulis favorite saya :D . nah, karena sepertinya penjelasan tentang cinta dari Bang Tere terlalu panjang maka saya sampai disini dulu ya penjelasan tentang cintanya.
Oh, iya tadi di awal tulisan saya ini saya akan menjelaskan tentang seperti apa sih cinta yang membawa kebahagiaan dan kemuliaan dan seperti apa sih cinta yang membawa pada penderitaan. Saya akan ulas kedua topik tersebut pada kesempatan yang lainnya. Insya Allah ~
Sejatinya cinta itu membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi yang merasakannya. Tapi kok, banyak yang menderita karena cinta? Nah, sebelum saya menjelaskan cinta seperti apa yang membawa pada kebaikan dan kebahagiaan yang haqiqi dan cinta seperti apa saja yang membawa pada penderitaan. Saya ingin menjelaskan tentang pengertian cinta itu sendiri.
Pengertian Cinta
Cinta (Love), satu kata universal yang dipahami diseluruh dunia, yang menggambarkan perasaan suka dan sayang seseorang kepada orang lain atau sesuatu, yang disadari atau tidak sadari, membuat orang tersebut memberikan sesuatu yang terbaik pada dirinya untuk orang lain atau sesuatu tersebut. [kompasiana]
Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya “Makna Kasih” mengatakan jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, maka ia akan terlempar keluar dari cinta dirinya sendiri, dan ia mulai hidup untuk orang lain. Sedangkan Yose Ortega Y. Gasset dalam “On Love” mengatakan bahwa di kedalaman sanubari seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya. persatuan tersebut bersifat kebersamaan yang mendasar serta melibatkan seluruh eksistensinya.
Cinta itu bisa membuat orang buta akan segalanya hanya demi rasa sayang terhadap sang kekasih. Kita juga tau apa maknanya cinta itu. Cinta psti bisa membuat orang merasakan suka dan duka pada waktu yang sama ketika kita berusaha mendapat kebahagiaan bersama. Jadi bukanlah kebahagiaan untuk kita sendiri. Meskipun demikian kita jangan samapi salah langkah agar tidak menuju kesengsaraan. Lakukanlah demi orang yang kamu kasihi agar kau tidak merasa sia-sia tanpa guna. Karena hal itulah yang membuat hidup menjadi lebih hidup (Losta Masta).
Kata cinta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih. Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku.
[Tere liye ] menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu lucu ya.
Tapi baiklah, karena page saya ini persentase anggota remaja hingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).
1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yang melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tidak pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba-tiba perasaan itu sudah mekar tak berbilang.
2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yang menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat-dekat dengan seseorang itu? Kalian mau telpon-telponan, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yang tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?
3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma-norma, nilai-nilai, batasan-batasan yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma-norma, nilai-nilai, batasan-batasan tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tidak se-zona waktu lagi dengan tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan untuk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan untuk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang-orang sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar-cakar, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Saya rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dari merusak dirinya sendiri. Saya tidak akan menggunakan dalil-dalil agama dalam notes ini–karena orang-orang yang pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama-sama kuat, saya pakai logika kalian saja.
4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik-baik, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik-baik, tanyakan pada pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh-jauh, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya–asumsinya punya uang.
5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar-benar menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang-orang pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan ‘pacaran’ sebagai sumber energi, mengingat sifatnya yang temporer sekali. Mending saya milih kekuatan bulan, jelas-jelas bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya.
6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus saya lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dengan hal-hal positif, isi waktu bersama teman-teman, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor-pesohor menjadi teladan–padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata-kata saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman-teman terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dengan terus belajar, produktif, dsbgnya.
7. Lantas bagaimana saya melewati masa-masa galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan-perasaan kalian. Boleh galau menatap langit-langit kamar. Boleh cerita-cerita curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yang tiba-tiba datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tidak diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh–bahkan banyak– orang-orang yang tidak sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Saya tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jadi susah dipahami, tapi itu nyata, orang-orang yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dengan selamat akan lebih besar. Jangan coba-coba berduaduaan, jangan coba-coba pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar-benar menghabisi kehormatan kalian.
8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal-sinyal, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang-orang yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang-orang yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dengan banyak orang-orang yang mabuk-mabukan, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun-ampunan, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tidak, bahagia atau tidak, boleh jadi tidak ada korelasinya dengan pacaran atau tidak. Kita mungkin tidak pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dengan baik, mengakhirinya dengan baik, semoga fase berikutnya berjalan dengan baik.
Saya konsen sekali masalah pacaran ini, karena saya tidak ingin kalian menghabiskan masa-masa penting kalian untuk urusan perasaan yang sebenarnya di usia kalian tidak penting-penting amat. Dan saya harus bilang, orang-orang yang paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa’ kalian mau dekat-dekat dengan pintu yg ada tandanya ‘pergaulan bebas’. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa-rasanya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yang bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.
Saya membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan-batasan yang tidak bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita-cerita tsb, lihat dari sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yang baik. Bukan sebaliknya, mengambil yang bisa memberikan argumen buat kalian–karena namanya novel, tentu saja saya harus memasukkan tokoh-tokoh buruk, jahat. Saya juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.
Saya benar-benar tidak bisa melakukan hal yang lebih kongkret dalam urusan ini, selain dengan tulisan-tulisan. Tapi itu hanya tulisan-tulisan. Itulah kenapa saya sangat menghormati guru-guru, orang-orang dewasa, orang tua di sekitar remaja yang lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja-remaja mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri. ~Darwis Tere Liye
Nah, itu dia tuh penjelasan dari salah satu penulis favorite saya :D . nah, karena sepertinya penjelasan tentang cinta dari Bang Tere terlalu panjang maka saya sampai disini dulu ya penjelasan tentang cintanya.
Oh, iya tadi di awal tulisan saya ini saya akan menjelaskan tentang seperti apa sih cinta yang membawa kebahagiaan dan kemuliaan dan seperti apa sih cinta yang membawa pada penderitaan. Saya akan ulas kedua topik tersebut pada kesempatan yang lainnya. Insya Allah ~
Post a Comment for "Pengertian Tentang Cinta"