Kata kata Cinta : Hati-Hati dalam Mencintai
Hati-hati dalam mencintai
Di dalam islam pernah disebutkan hati-hati dalam mencintai seseorang karena nanti kita akan bersama dengan orang yang kita cintai di akhirat kelak.
Islam telah mengajarkan dan mengarahkan kepada kita semua ummatnya agar mencintai sesuatu karena Allah dan membenci juga karena Allah Azza wa Jalla. Sehingga seseorang akan mencintai setiap yang dicintai oleh Allah dan juga membenci apa-apa yang Allah benci. Cinta dan bencinya harus mengikuti Allah Azza wa Jalla. Kerna ini semua bertujuan untuk mendapatkan ridho dan cinta Allah Azza wa Jalla.
Dari sahabat Abdullah bin Abas ra. Rasulullah SAW bersabda:
Di dalam sabda Rasulullah di jelaskan bahwa sebagai ummat manusia kita harus mencintai apa yang dicintai oleh Allah dan memusuhi apa-apa yang dibenci oleh Allah. Karena bila kita melakukan hal yang demikian, kita akan menjadi manusia yang selalu dalam lindungan Allah Azza wa Jalla. Dalam sabda yang lain Nabi Muhammad SAW bersabda:
Di dalam sebuah riwayat dari ibnu Abbas di jelaskan bahwa beliau mengatakan: "Dalam hal mencari teman atau sahabat haruslah didasarkan diatas prinsip. Karena siapa yang dijadikan teman pasti mendapat kecintaan sesuai kadarnya. terlebih seorang teman biasanya akan memberikan pengaruh terhadap teman dekatnya"
Oleh karena itu islam telah memberikan arahan agar tidak sembarangan memilih taman dan sahabat.
Di dalam sabda dijelaskan bahwa, bila kita mencintai seseorang secara berlebihan dan melebihi kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia nanti pada saat hari akhir akan dibangkitkan bersama dengan orang yang ia cintai di dunia.
Di riwayatkan dari Annas ra. beliau berkata:
Di dalam sabda di jelaskan bahwa sebagai ummat manusia kita jangan terlalu mencintai apa yang kita punya di dunia secara berlebihan. Walaupun itu harta yang paling berharga sekalipun seperti orang tua, istri dan anak. Kita hanya boleh mencintai Allah dan Rasul-Nya secara berlebihan. Karena hal itu yang akan menolong kita di akhirat kelak.
Cinta sejati adalah cinta yang dimana mendapat kemuliaan untuk mengikuti jalan orang yang dicintai-Nya, mengikuti langkah-langkah-Nya, berada di atas manhaj-Nya dan mengambil petunjuk-Nya. Ingat dahulu yahudi dan nasrani mengaku mencintai para Nabi mereka tetapi tidak mendapatkan nikmat untuk menemani mereka di akhirat dikarenakan mereka menyalahi petunjuk para Nabinya. Dan juga Abu Thalib sangat mencintai keponakannya namun tidak bisa bersamanya di akhirat karena ia tidak mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wasalam dalam keimanan dan petunjuk.
Jadi, sebagai ummat manusia kita tidak boleh mencintai seseorang melebihi kecintaan kita kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam karena bila kita melakukan hal yang demikian, kita akan dibangkitkan bersama dengan orang yang kita cintai di akhirat kelak.
Wallahualam Bissawab ...
Sumber: Berita Islami Masa Kini TransTV @Beriman_TTV
Di dalam islam pernah disebutkan hati-hati dalam mencintai seseorang karena nanti kita akan bersama dengan orang yang kita cintai di akhirat kelak.
Islam telah mengajarkan dan mengarahkan kepada kita semua ummatnya agar mencintai sesuatu karena Allah dan membenci juga karena Allah Azza wa Jalla. Sehingga seseorang akan mencintai setiap yang dicintai oleh Allah dan juga membenci apa-apa yang Allah benci. Cinta dan bencinya harus mengikuti Allah Azza wa Jalla. Kerna ini semua bertujuan untuk mendapatkan ridho dan cinta Allah Azza wa Jalla.
Dari sahabat Abdullah bin Abas ra. Rasulullah SAW bersabda:
Tali keimanan yang paling kokoh adalah berloyal karena Allah dan memusuhi karena Allah, cinta karena Allah dan benci karena Allah". (HR. Al-Thabrani dalam Al-Mu'jamul kabir dan dihassankan oleh Al-Syaikh Al-Albani dalam Al-Shahihah).
"Tiga hal jika dalam diri seseorang ia akan merasakan manisnya iman; apabila Allah dan rasul-Nya lebihia cintai dari pada selainnya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana bencinya jika dilempar ke dalam api neraka" (HR. Muslim)
Dan dalam sabda yang sama dari ibnu Abbas rahimuhullah ia juga berkata: "Siapa yang mencintai karena Allah dan membendi karena Allah, loyal (membela) karena Allah dan memusuhi karena Allah, telah mendapatkan wilayah (perwalian) dari Allah dengan itu. dan seseorang tak akan mendapatkan manisnya iman sehingga bersikap seperti itu walaupun shalat dan puasanya banyak".
Di dalam sebuah riwayat dari ibnu Abbas di jelaskan bahwa beliau mengatakan: "Dalam hal mencari teman atau sahabat haruslah didasarkan diatas prinsip. Karena siapa yang dijadikan teman pasti mendapat kecintaan sesuai kadarnya. terlebih seorang teman biasanya akan memberikan pengaruh terhadap teman dekatnya"
Oleh karena itu islam telah memberikan arahan agar tidak sembarangan memilih taman dan sahabat.
Imam At-Thabrani meriwayatkan sebuah hadist dari Ali ra. Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali ia akan dibangkitkan bersama mereka"(Al-Mundziri Berkata: ISNADNYA Bagus. Dinilai SHAHIH Oleh Al-Albani Dalam Shahih Al-Targhib Wa Al-Tarhib)
Di dalam sabda dijelaskan bahwa, bila kita mencintai seseorang secara berlebihan dan melebihi kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia nanti pada saat hari akhir akan dibangkitkan bersama dengan orang yang ia cintai di dunia.
Di riwayatkan dari Annas ra. beliau berkata:
"Ada seseorang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasalam tentang hari kiamat. ia berkata: 'Kapan kah kiamat itu?' Beliau menjawab: 'Apa yang sudah engkau siapkan untuknya?' ia menjawab: 'Tidak ada, kecuali aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.' "
dan seterusnya Annas bin Malik berkata: 'Kami tidak pernah merasa gembira seperti kegembiraan kami dengan ucapa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam : 'Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai (di akhirat kelak)' kemudian Annas melanjutkan: 'sungguh saya mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wasalam, Abu Bakar dan Umar dan berharap agar saya bisa bersama mereka (di akhirat kelak), disebabkan cintaku terhadap mereka walaupun saya tidak beramal seperti amalan mereka". (HR. Bukhari dan Muslim).
Di dalam sabda di jelaskan bahwa sebagai ummat manusia kita jangan terlalu mencintai apa yang kita punya di dunia secara berlebihan. Walaupun itu harta yang paling berharga sekalipun seperti orang tua, istri dan anak. Kita hanya boleh mencintai Allah dan Rasul-Nya secara berlebihan. Karena hal itu yang akan menolong kita di akhirat kelak.
Cinta sejati adalah cinta yang dimana mendapat kemuliaan untuk mengikuti jalan orang yang dicintai-Nya, mengikuti langkah-langkah-Nya, berada di atas manhaj-Nya dan mengambil petunjuk-Nya. Ingat dahulu yahudi dan nasrani mengaku mencintai para Nabi mereka tetapi tidak mendapatkan nikmat untuk menemani mereka di akhirat dikarenakan mereka menyalahi petunjuk para Nabinya. Dan juga Abu Thalib sangat mencintai keponakannya namun tidak bisa bersamanya di akhirat karena ia tidak mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wasalam dalam keimanan dan petunjuk.
Jadi, sebagai ummat manusia kita tidak boleh mencintai seseorang melebihi kecintaan kita kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam karena bila kita melakukan hal yang demikian, kita akan dibangkitkan bersama dengan orang yang kita cintai di akhirat kelak.
Wallahualam Bissawab ...
Sumber: Berita Islami Masa Kini TransTV @Beriman_TTV
Post a Comment for "Kata kata Cinta : Hati-Hati dalam Mencintai"