Hati Yang Penuh Cinta Kepada Allah Azza wa Jalla
Hati yang penuh kecintaan kepada Allah Azza wa Jalla
Rasa Cinta merupakan penggerak hati yang paling kuat. Cinta merupakan sumber pembangkit utama dari setiap amalan yang dikerjakan ataupun yang ditinggalkan.
Orang yang merendahkan diri dan menyembah selain Allah tidak akan mendapatkan kecintaan ini pada dirinya. Apabila hati seorang hamba kosong dari kecintaan kepada Allah, maka hati itu akan dirempas oleh berbagai macam bahaya. Segala keinginana dan kesenangan akan menguasainya, lantas semua itu akan mencerai-beraikannya, memecah-belahnya, dan mengombang-ambingkannya ke sana dan ke mari.
Sebaliknya, apabila hati ini dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah Azza wa Jalla karena ilmu yang bermanfaat dan amalan-amalan shalih, maka kebaikannya akan menjadi sempurnya, kenikmatannya akan selalu terpenuhi dan ketergantungan terhadap keinginan hawa nafsunya akan hilang. Dengan demikian, akan mudah baginya melakukan setiap ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwasanya di dalam hati seseorang terdapat kekurangan, kegersangan, kekacaubalauan, dan ketidak beraturan.
Hati ini tidak akan pernah puas, tidak akan pernah jernih, dan tidak akan ada yang bisa menahan kehancurannya kecuali ibadah kepada Allah Azza wa Jalla dan mencintai-Nya. Oleh karena itu, seharusnya orang yang ingin agar hatinya tunduk dan patuh hanya kepada Allah dan kembali kepada-Nya memperkaya hati itu dengan kecintaan kepada Allah Azza wa Jalla. Dalam rasa cinta itulah terdapat kebahagiaan, kenikamtan, kesenagan yang dapat dirasakannya.
Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata:
"Sesungguhnya kecintaan kepada Allah merupakan sumber kehidupan bagi hati, pasokan makanan bagi roh, Serta tidak ada kelezatan, kenikmatan, kesenangan, dan kehidupan lain bagi hati kecuali dengan kecintaan itu.
Apabila hati kehilangan perasaan cinta, maka perasaan sakit yang dirasakan jiwa lebih perih dan lebih besar pula kerugiannya daripada penyakit yang dialami oleh mata ketika sudah tidak bisa lagi melihat, oleh telinga ketika tidak bisa lagi mendengar, oleh hidung ketika sudah tidak bisa lagi mencium, dan oleh lidah ketika sudah tidak bisa lagi berbicara!
Bahkan, kerusakan yang diakibatkan karena kekosongan hati dari Pencipta, sebagai sembahan yang sebenarnya, lebih besar daripada kerusakan yang dialami oleh badan ketika sudah ditinggal oleh roh yang ada didalamnya.
Masalah seperti ini tidak akan dipercayai kecuali oleh orang yang hatinya masih hidup, sedangkan orang yang hatinya sudah mati tidak akan dapat merasakan sedikit pun." Al-Jawaabul Kaafi (hlm. 541-542)."
Post a Comment for "Hati Yang Penuh Cinta Kepada Allah Azza wa Jalla"