Cerpen Cinta Islami - Cintaku dan Cintamu Menyatu didalam Do'a
Cintaku dan Cintamu Menyatu Dalam Do’a
Oleh: Andri Uye
Ini kisahku. Kisah cinta pertamaku kepada seorang wanita cantik. Yang terpendam bagai benih tanaman yang akan tumbuh menjulang kelangit. Cinta tanpa kata yang hanya bisa dirasakan lewat senyuman manis dan lirikan mata. Cinta suci yang tidak dinodai oleh hawa nafsu. Dan ini adalah kisah cinta pertamaku dengan gadis tercantik yang pernah tercipta.
~*~*~
Saat itu aku masih SMA, saat dimana cinta bergejolak didalam dada. Kepada seorang wanita yang menyilaukan mata. Kecantikannya bukan hanya terlihat dari wajahnya, tapi juga hatinya. Ia seorang wanita yang pemalu, tak banyak bicara dan selalu tersenyum. Bibirya merah merona seperti strawbery yang manis dan ketika tersenyum terlihat lesum pipit dipipinya. Matanya indah dan jeli. Alisnya agak tebal. Siapapun laki-laki yang melihatnya akan jatuh cinta kepadanya. Ia memang sangat mudah untuk dicintai. Namanya adalah Airin.
Banyak murid laki-laki yang merayu dan menggodanya tapi ia tidak pernah memperdulikannya. Banyak juga yang ditolak cintanya. Sementara aku, jangankan merayu, menyapanya saja aku tidak berani. Aku hanya bisa mengaguminya dalam diam karena aku begitu pengecut. Terkadang ia yang lebih dulu menyapaku, lalu aku balas dengan senyuman tipis dan rasa senang di dalam hati.
Aku sangat senang bisa sekelas dengan Airin. Satu tahun sekelas dengan Airin, membuat cinta yang ada didalam hatiku semakin tumbuh subur seperti tanaman yang tersiram air hujan. Aku sering belajar kolompok bersama Airin dan tidak terasa kamipun terbiasa bersama. Aku yang awalnya gugup didekatnya kini menjadi nyaman, begitupun Airin. Kami jadi sering ngobrol, bercanda, dan tertawa bersama. Aku juga tidak mengerti mengapa Airin seperti itu kepadaku sedangkan ia sangat dingin kepada lelaki lain.
Waktu terus berlalu, bulan bulan silih berganti. Aku selalu sekelas dengan Airin hingga kelas tiga dan ini adalah semster akhir. Aku sudah tidak kuat menahan perasaan ini kepadanya. Inginku mengutarakan semua apa yang kurasa. Tapi, ketika ingin mengatakannya mulutku terasa terkunci. Aku menjadi diam membeku.
Saat itu setelah pulang sekolah, aku melihat Airin diperpustakaan. Aku diam-diam memperhatikannya. Melihat buku yang ia baca. Tidak lama kemudian ia selesai baca. aku mendengar pembicaraanya dengan penjaga perpustakaan. Bahwa ia akan datang lagi dan membaca buku yang sama. Setelah mengetahui itu, aku menulis surat cinta untuk Airin. Dan aku selipkan surat itu kedalam buku yang ia baca tadi. Dan aku berharap agar ia yang membuka buku itu dan membaca surat cintaku.
~*~*~
Hari esokpun tiba. Setelah sekolah usai, aku membuntuti Airin dan memastikan kalau ia akan membaca surat itu. Ketika di perpustakaan, hampir saja aku ketahuan Airin kalau aku membuntutinya. Aku memperhatikannya sambil menutupi wajahku dengan buku. Ketika Airin membuka buku, ternyata surat cintaku masih ada dan jatuh ke lantai. Airin pun mengambil dan membacanya. Aku melihat ia senyum-senyum sendiri ketika membacanya. Didalam surat itu tertulis:
Dear Airin,Aku tidak menyertakan namaku dalam surat itu. Karena aku khawatir bukan Airin yang membacanya. Lalu aku tulis saja akun Twitterku disitu dan berharap Airin akan membuka akun itu karena disitu terdapat fotoku yang sedang menghadap belakang. Aku yakin Airin mengenaliku. Jika tidak, ia pasti mengenali tas yang aku pakai. Dengan begitu ia jadi tahu siapa pengirim surat itu.
Telah lama aku memendam rasa ini. Rasa cinta yang hadir ketika aku memandangmu. Aku terus mengabaikan rasa ini dan mencoba untuk menghilangkannya. Namun, seiring kita bersama. Rasa cinta ini tumbuh subur menjadi bunga-bunga yang indah.
Senyummu, membuat hatiku lemah tak berdaya. Suara indahmu, ingin selalu aku mendengarnya. Engkau adalah wanita yang aku impikan. Tapi, aku selalu berharap kau bersikap dingin padaku seperti kau bersikap dingin kepada yang lain. Agar aku bisa memandangi wajah cantikmu dari kejauhan. Tapi mengapa kau selalu tersenyum kepadaku?. Membuat harapanku semakin besar untuk selalu bersamamu. Engkau adalah angan-anganku dan aku ingin terus bersamamu.
I Love You ~
From:
@KataPujanggaID ~
Sudah seminggu sejak aku melihat Airin membaca suratku. Tidak ada balasan apa-apa, bertemu dengankupun ia biasa saja. Membuatku bertanya-tanya dalam benakku “apakah dia tahu kalau yang mengirim surat itu adalah aku?, atau dia tidak mengetahuinya?”. Ingin sekali aku menanyakannya tentang surat itu. Tapi jika aku menanyakannya... ah lebih baik aku menanyakannya.
“Airin...” Panggilku
“Iyah wan” jawabnya sambil tersenyum
“kamu sering pergi keperpus ya?” Tanyaku.
“Iya, ada apa?”
“Ah, ngga apa-apa rin, aku cuma mau cari buku aja”
“Oh.. emangnya mau cari buku apa wan?”
“Belum tau”
Selalu saja begitu. Ketika melihat senyum Airin membuat seluruh tubuhku terasa kaku dan lidahku menjadi kelu. Walaupun sudah hampir tiga tahun bersama tetap saja senyumnya mampu melelehkan hatiku yang beku. Aku jadi tidak berani untuk menanyakan tentang surat itu. Dan semuanyapun berlalu begitu saja, hingga tiba saat Ujian Akhir Sekolah (UAS). Airin menjadi lebih giat lagi belajar. Ia jadi lebih sering ke perpustakaan. Akupun jadi semakin jarang berbicara dengannya. Terkadang aku membuntutinya keperpustakaan. Setelah ia pergi aku membaca kembali buku yang ia baca. Agar aku dapat mengetahui apa yang ia pikirkan. Tapi tetap saja aku tidak mengetahuinya.
~*~*~
Waktu berlalu begitu cepat dan waktu tiga tahun terasa begitu singkat. Akhirnya kami semua lulus sekolah dan hari ini adalah acara perpisahan yang diadakan dipuncak. Setelah sampai, aku menghirup udara yang segar, begitupun Airin. Ketika aku menoleh melihatnya, lalu ia membalasnya dengan senyum. Dan akupun tersenyum. Setelah itu kami semua, bekerja untuk mendirikan tenda.
Malam itu, aku keluar dari tenda karena tak bisa tidur. Aku membawa buku kosong dengan pena untuk menulis sebuah puisi dan memikirkan bagaimana caraku untuk memberikan hadiah perpisahan untuk Airin. Ketika aku ingin menulis, tiba-tiba Airin datang dan duduk disebelahku dengan membawa susu hangat.
“Hai wan” sapa Airin dengan senyum yang melelehkan hati
“Hai juga rin” sahutku dengan membalas senyumnya
“Kok, kamu belum tidur wan?” ─ tanya Airin sambil memberikan susu hangat ─ “nih”
“Oh, makasih rin. Iya nih belum ngantuk” jawabku sembari mengambil susu yang diberikan Airin.
“Lagi nulis apa?”
“Blom tau nih mau nulis apa”
“Bintangnya indah ya wan! Nggak terasa juga ya waktu tiga tahun itu, kita selalu aja ada di kelas yang sama. Kamu inget ngga waktu kita masih kelas...”
Airin terus bercerita tentang masa lalu yang telah kita lalui. Tidak biasanya Airin bercerita panjang lebar seperti ini. Aku mendengarkan ceritanya dan aku hanya bisa bilang “Iya” saat ia bilang “iya kan wan!”. Setelah ia selesai cerita, ia pun pergi memasuki tenda untuk tidur. Sedangkan aku jadi kebingungan memahami sikap Airin. Kenapa? Dan kenapa? Malam ini Airin bercerita panjang lebar denganku. Setelah itu aku mendapatkan ketenangan dan inspirasi untuk menulis. Menulis sebuah puisi untuk Airin.
Esoknya, kami mengadakan game. Yang pasti sangat seru dan tidak mudah untuk dilupakan. Sementara malamnya, kami mengadakan acara perpisahan, ucapan terima kasih untuk para guru dan kepada semua teman-teman yang ada. Malam itu banyak yang menangis karena esok tidak lagi bertemu. Aku melihat Airin menangis, air matanya membasahi pipi. Ini kali pertama aku melihatnya menangis. Inginku mendekatinya dan menghapus air matanya.
Acarapun selesai dengan canda tawa setelah sedih-sedihan. Di acara itu para murid saling memberikan hadiah. Begitupula denganku, aku juga memberikan hadiah perpisahan untuk Airin dan iapun memberiku hadiah perpisahan tanpa sepatah katapun. Setelah itu kami semua tidur di Tenda. Besok pagi-pagi sekali kami pulang ke Jakarta.
Sesampainya di jakarta kami semua pulang kerumah. Aku melihat Airin berjalan pulang dan aku memanggilnya. Ia hanya berbalik memberikan senyumnya yang manis sambil melambaikan tangan. Dan, akupun membalas lambaian tangannya. Aku terpaku beberapa saat melihat Airin pergi hingga ia tidak terlihat lagi, barulah aku berjalan pulang.
Di rumah, aku memandangi hadiah yang diberikan Airin. Sebuah kotak berwarna pink. Akupun membuka kotak itu, didalamnya terdapat sebuah surat, buku, dan mp3. Aku mengambil surat itu dan membacanya.
Dear Awan,
Assalamualaikum Wr. Wb.
Seiring kita bersama, didalam hati ini pun tumbuh benih-benih cinta. Waktu tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menumbuhkan perasaan cinta. Bisa dibilang namamu telah terukir didalam hatiku. Aku tahu kau selalu memperhatikanku dan kau juga selalu mengikutiku saat aku keperpustakaan. Aku juga tau, kalau kau yang menaruh surat cinta dibuku yang aku baca. Saat membaca surat itu aku sangat senang sekali. Ternyata kau juga mencintaiku.
Tapi maaf jika waktu itu aku tidak membalas surat darimu. Sebenarnya aku selalu ingin bersamamu. Tapi, aku sudah berjanji kepada Ayah dan Ibuku untuk tidak pacaran. Walaupun hati ini rasanya ingin. tapi janji tetaplah janji, aku harus menepatinya. Aku harap kamu mengerti.
Aku belajar lebih giat untuk masuk di sebuah universitas di Madinah. Aku ingin lebih mendalami agama Islam disana. Kamu adalah cinta pertamaku. Aku selalu berharap dan berdo’a semoga Allah mempersatukan kita dalam ikatan cinta. Tapi, kalaupun kita tidak berjodoh tidak mengapa. Karena Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan aku telah menyerahkan apa yang aku inginkan berdasarkan apa yang Ia inginkan. Itulah Iman.
Aku berharap kamu juga mempelajari Islam dengan penuh ketaatan. Dan berdo’a kepadaNya agar kita depersatukan. Semoga Allah S.W.T memberikan segala yang terbaik untukmu. Masih banyak yang ingin aku ceritakan kepadamu tapi, waktu berjalan begitu cepat. Mp3 itu didalamnya terdapat lagu-lagu kesukaanku dan puisi-puisimu yang aku bacakan. Dan buku yang berjudul “Jangan jatuh cinta tapi bangun cinta” itu aku persembahkan sepesial untukmu. Semoga kamu menyukainnya.
“Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang jika aku tidak bisa bersatu didunia ini dengannya. maka persatukanlah aku didalam surgamu yang didalamnya penuh dengan kenikmatan” Aamiin ~
I Love You Awan
Wasalamualaikum Wr. Wb.
From Airin
Aku menghela nafas panjang setelah membaca surat dari Airin. Lalu aku mengambil mp3 dan mulai mendengarkan. Mendengarkan puisi-puisiku yang dibacakan Airin. Aku sangat senang karena ternyata Airin juga mencintaiku dan sedih karena aku tidak bisa lagi bertemu dengannya.
Aku berdiri memandangi jalan diluar rumah dari balik jendela, sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaannya. Aku berharap dapat bertemu dengannya walau hanya dalam mimpi. Sampai bertemu lagi Airin. Aku merindukanmu ~
Post a Comment for "Cerpen Cinta Islami - Cintaku dan Cintamu Menyatu didalam Do'a"