"Jiwa orang yang dimabuk cinta Akan merasa sakit karena rindu Sebab pecinta ingin selalu bersama Tapi halangan tiada ada henti-henti Pecinta seperti dua ekor kijang di bukit tandus Walau tiada makanan, tetapi mereka tetap bersama Atau seperti burung merpati Walau terbang bebas di angkasa luas Tetap saja kembali pada kekasihnya Atau laksana ikan tuna Tetap tabah walau dipermainkan ombak Timbul tenggelam di laut Walau selalu dicaci dan dicela Batin menjerit tubuh binasa Meski lapar dan disia-siakan Namun jiwa pecinta akan selalu memaafkan Sebab pecinta tidak membutuhkan pujian Dan pengorbanan pecinta tidak akan sia-sia Kulihat bintang kutub dan bintang kejora Demikian pula cinta Sekecil apapun, cinta tetap berkuasa di singgasana hati Dan bagi pecinta Kebahagiaan dan kesedihan sama indahnya Karena cinta sejati tidak mengenal kesia-siaan Jiwaku dan jiwa Layla akan tetap bersama Andaipun tidak di dunia Pasti jiwa kami akan bersatu di liang lahat Dan kelak akan dibangiktkan bersama Hingga dapat bersatu selama-lamanya Mataku berkurban untuk Layla dengan segenap curahan air mata Berharap liang lahatmu adalah liang lahatku Agar jenazah kita bersatu"
"Apakah yang sedang mengalir dalam jiwaku ini? Siapakah yang sedang memandangku? Apakah ia kecantikan bunga mawar? Walau bung mawar itu telah dicabut dari taman hatiku Untuk menjadi penghias taman yang lain Namun tidak mungkin menjadi layu Wahai Layla, aku telah dimabukkan oleh rasa cinta Mana mungkin aku menolak kenikmatan ini Duduklah di rumpun palem itu, Layla Agar dapat kunikmati manisnya anggur cintamu Wahai kemanakah engkau saat aku merana, terusir dan kehilangan dirimu? Hidup hanya menjalar sesaat di uratku dan kemudian bukan milikku sendiri Tetapi menjadi milikmu Sejak harapan tidak tersenyum lagi padaku Aku hanya bisa meratap Mengenang dan menyesali masa lalu Aku berteman derita dan hinaan Kedukaan tersenyuma padaku, dan aku tersenyum padanya Sedang kedukaan membuat engkau ketakutan Padahal engkau yang telah menciptakannya. Diriku selalu diliputi kesengsaraan Sementara engkau mereguk kebahagiaan Saat pikiranku hanyut dalam pesona wajahmu yang memabukkan Engkau pergi tanpa mengucapkan salam Wahai Surga! Biarkan kematian menjauhkan kami! Kami adalah dua tubuh namun satu hati Seperti awan musim panas dengan hujan di padang rumput Biarkan aku hanyat dalam kesedihan Asal jangan biarkan cinta Layla hilang dari jiwaku Wahai Layla Mungkin sebentar lagi kematian akan manjemput Dunia akan menulis riwayatku Mereka akan mengatakan telah kukorbankan diri demi rembulan indah Dengan cahaya keperakan Ia yang telah mengubah malam menjadi mempesona Ingatkah engaku wahai Layla, saat kita bermain bersama, mereguk anggur kebahagiaan? Engkau dengan mata hitam yang indah, memandang penuh cinta padaku Dan bibir itu! akh... aku melihat anggur cinta di sana Aku melihat betapa bahagia kita berdua! Tiada seorangpun yang mampu memisahkan kita Rasa malu dan ketakutan tidak mampu menghancurkan bunga cinta kita Kebahagiaan tak terlihat, di kuil pengasingan itu Tapi bawakn aku anggur! Biarkan aku mabuk! Jauhkan kesedihan dari diriku! Rumah tanpa penerangan adalah penjara Karena penjara benci dengan cahaya Tempat yang cocok untuk hati yang patah Dan tenggelam dalam kesuraman seperti diriku Adalah kamar bawah tanah yang jauh dari cahaya Ya Allah! Selamatkan aku dari kegelapan yang tiada akhir ini! Berikan aku satu hari saja kesenangan--- satu peristiwa menyenangkan!"
Share
Post a Comment
for "Kumpulan Syair-Syair Layla Majnun Part IV"
Post a Comment for "Kumpulan Syair-Syair Layla Majnun Part IV"