Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Syair-Syair Layla Majnun Part II

Kumpulan Syair-Syair Layla Majnun

"Duhai, betapa besar bahaya yang menghadang agar dapat berumpa denganmu
Kukorbankan semua yang aku miliki
Kuubah diriku, hingga engkau pun tidak mengenaliku
Kuayunkan langkah dengan tetes air mata
Dan setelah memasuki perkampunganmu 
Kubuang semua tanda-tanda yang membuat orang mengenaliku
Kuikat diriku dengan rantai, bagai budak belian
Berjalan sambil menengadahkan tangan, meminta sedekah
Dan bocah-bocah itu tidak suka melihatku 
Mereka berkumpul mengelilingiku
Menghardik dan melempariku, seperti anjing berbahaya
Kini aku datang di dekatmu
Duhai Layla, tak mampu kutahan air mata yang menetes
Kasihanilah kelemahanku 
Karena begitu berat penderitaanku"

"Layla! Layla!" suara itu menggema, seperti lolong kematian. Majnun mengucapkan selamat tinggal pada kawan dan keluarganya. Ia berkelana tanpa arah, dengan pakian compang-camping dan tidak berals kaki melawan panasnya gurun. Saat kenangan pada Layla, kekasihnya datang menyentuh benak ia menggumamkan syair.


"Kerabat dan hadai-taulan mencelaku
Karena aku telah dimabukkan oleh kecantikan Layla
Ayah, petera-putera paman dan bibi
Mencalah dan menghardik diriku
Mereka tidak mampu membedakan cinta dengan hawa nafsu
Nafsu mengatakan pada mereka, keluarga kami berseteru
Mereka tidak tahu, dalam cinta tidak ada seteru atau sahabat
Cinta hanya mengenal kasih sayang

Kubertanya dalam kalbu, ada apakah gerangan?
Keluarga Layla tak akan menjual anak gadisnya
Berapapun harga yang ditawarkan
Dan keluargaku tak hendak membeli

Semoga Allah menakdirkan kebaikan bagi kami
Dengan kerinduan mendalam yang selalu aku simpan
Semoga kelak kami dipersatukan

Tidakkah mereka mengetahui?
Kini jiwaku telah terbagi
Satu belahan adalah diriku
Sedang yang lain telah ku isi untuknya
Tiada bersisa selain untuk kami

Wahai burung-burung merpati yang terbang di angkasa
Wahai negeri Irak yang damai 
Tolonglah aku
Sembuhkanlah rasa gundah-gulana yang membuat kalbu tersiksa
Dengarkanlah tangisanku, suara batinku

Duhai, mereka menyampaikan kabar buruk
Layla sakit karena guna-guna
Mereka tidak tahu, sesungguhnya akulah tabib yang ia perlukan
Akulah yang mampu mengobati penyakitnya

Waktu terus berlalu, usia semakin menua 
Namun jiwaku yang telah terbakar rindu 
Belum sembuh jua
Bahkan semakin parah

Bila kami ditakdirkan berjumpa 
Akan kugandeng lengannya
Berjalan bertelanjang kaki menuju kesunyian
Sambil memanjatkan doa-doa pujian pada Allah

Ya Rabb, telah kujadikan Layla
Angan-angan dan harapanku
Hiburlah diriku dengan cahaya matanya
Seperti Kau hiasi dia untukku

Atau, buatlah dia membenciku 
Dan keluarganya dengki padaku
Sedang aku akan tetap mencintainya
Meski banyak nian aral melintang

Mereka mencela dan menghina diriku
Dan mengatakan aku hilang ingatan
Sedang Layla sering berdiam diri mengawasi bintang
Menanti kedatanganku

Aduhai, betapa mengerankan
Orang-orang mencela cinta
Dan menganggapnya sebagai penyakit
Yang meluluh-lantakan dinding ketabahan

Aku berseru pada Singgasana Langit
Berilah kami kebahagiaan dalam cinta
Singkaplah tirai derita
Yang selalu membelenggu kalbu

Bagaimana mungkin aku tidak gila
Bila melihat gadis bermata indah
Yang wajahnya bak mentari pagi bersinar cerah
Menggapai balik bukit, memecah kegelapan malam

Keluargaku berkata
Mengapakah hatimu wahai Majnun?
Mengapa engkau mencintai gadis
Sedang engkau tidak melihat harapan untuk bersanding dengannya?

Cinta, kasih dan sayang telah menyatu
Mengalir bersama aliran darah di tubuhku
Cinta bukanlah harapan atau ratapan
Walau tiada harapn, aku akan tetap mencintai Layla

Sungguh beruntung orang yang memiliki kekasih 
Yang menjadi karib dalam suka maupun duka
Karena Allah akan menghilangkan 
Dari kalbu rasa sedih, bingung dan cemas

Aku tak mampu melepas diri 
Dari jeratan tali kasih asmara
Karena Surga menciptakan cinta untukku
Dan aku tidak mampu menolaknya

Sampaikan salamku kepada Layla, wahai angin malam
Katakan, aku akan tetap mengunggu
Hingga ajal datang menjelang"

"Layla! Layla!" Suara itu menggema melalui belukar dan hutan.

Post a Comment for "Kumpulan Syair-Syair Layla Majnun Part II"