Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Syair-Syair Layla Majnun Part III

Kumpulan Syair-Syair Layla Majnun

Seseorang memanggil-manggil namamu saat kami berada di lereng bukit Mina
Mendengar namamu terguncanglah hatiku karena sedih
Duhai lelaki itu tidak mengetahui betapa suci namamu
Mengapakah ia memanggil nama Layla dengan seenaknya
Apakah ia tidak tahu dengan menyebut namamu
Berarti ia menerbangkan seekor burung yang telah bersarang dihatiku
Ia memanggil nama Layla
Semoga Allah membukakan kedua matanya
Untuk melihat betapa pesonamu tak mampu dia bayangkan


Aku menuruni lembah Wadiyani yang indah
Sebagai seorang tamu dari penghuninya

Aku akan tetap berada di lembah Wadiyani
Menghirup udaranya yang segar dan airnya yang jernih
Aku tidak akan kembali
Kecuali jika di atas ada yang menanti

Disini aku tidak seorang diri
Binatang-binatang liar dan buas menjadi sahabatku
Aku tidak akan ragu

Mengapa aku harus ragu
Bila kasih Layla hanya tertuju padaku
Sahabat karib dan kekasihnya
Mengapa aku harus ragu
Jika jiwaku senantiasa mengharapkan Layla

Sungguh, angin telah datang
Membawa pesan Layla
Ia berjanji, meski tidak pernah bersua di dunia
Akan tetap menungguku di pintu surga

Sungguh dunia yang indah akan bermuram durja
Bila engkau tidak pernah berkunjung ke rumah seorang kekasih
Dan tiada seorang pun
Yang dapat menghibur hatimu

Banyak orang berkata
Bersenanglah engkau dengan gadis lain
Itu adlah kata pelipur-lara
Namun menjadi duri dalam hatiku

Kukatakan kepada mereka
Dengan air mata berderai 
Dan hatiku hancur luluh
Sayap cinta telah memeluk
Dan membawa jiwaku terbang

Aku mencintai Layla
Dan tidak tertarik pada gadis lain
Pandanganku telah tertunduk, dan mata terpejam
Kepada selain Layla

Wahai Layla ulurkanlah tanganmu 
Untuk menyambut kasihku
Kalbu penus asmara
Kuberikan padamu

Mungkin engkau diberi dua cawan minuman
Satu cawan kebencian
Agar engkau melupakan diriku
Sedang cawan yang satu berisi anggur ksenangan
Agar engkau rla menerima pinangan orang lain sebagai gantiku

Duh kekasihku
Kuingatkan dirimu
Jangan rusakkan hubungan 
Yang orang lain selalu ingin menyempurnakan
Kelak engkau akan melihat
Beda antara cinta dan nafsu

Wahai Layla, nafsu akan melemahkan hati
Ia akan terus menggoda dan merayu 
Namun kelak akan menyesal 
Sedih tak berkesudahan

Jiwa yang dipenuhi kebencian
Tak akan pernah menjadi mulia
Ia tak akan puas
Bila yang diharapkan tak didapat

Sedang diriku Layla, Demi Allah
Tali kasih yang telah bersemi
Akan kusiram dan kupupuk
Agar cinta yang engkau berikan tetap terjaga selamanya
Dan aku haramkan atas diriku 
Segala yang tidak engkau sukai

Jangan kau biarkan jiwaku hancur karena murkamu
Karena tak sanggup kuterima amarahmu
Sedang gunungpun akan hancur jika engkau marah

Buanglah keraguan dalam dirimu 
Karena cinta tidak bisa bersanding dengan keraguan

Aku akan selalu menjaga tali cinta kita
Walau engkau tak di sisiku
Namun aku yakin
Cintamu selalu hadir di hatiku

Bila bulan purnama tenggelam Atau matahari terlambat terbit
Atau matahari terlambat terbit
Maka cahaya wajah Layla akan menggantikan sinarnya
Senyumnya bukan hanya berhenti di mulut 
Namun menjadi cahaya dari mentari dan sinar purnama seluruhnya
Rembulan dan matahari akan tersipu malu 
Karena cahayanya tak sebanding dengan sinar mata Layla
Bila ia berkedip, maka bintang kejora akan menyembunyikan diri
Tidak akan lagi tercipta gadis seperti dia

Dan aku diciptakan hanya untuk dia
Kata-kata pujian yang kuucapkan
Bagai sebutir pasir di gurun sahara
Tak sebanding dengan kecantikannya
Karena segala kata pujian yang dimiliki jin dan manusia
Tak sebanding dengan pesonanya
Dia diberi nikmat, dengan segala kebaikan 
Bila ia hendak berjalan ke sebuah bukit
Maka seakan bukit itulah yang akan mendekat padanya
Karena sang bukit tidak ingin melihat gadis itu dihinggapi kelelahan


"Adakah malam bisa menyatukan diriku dengan Layla?
Atau biarkan angin malam menyebut namanya
Sebagai ganti pesona tubuhnya
Karena sama saja bagiku
Melihat Layla atau menatap purnama"


"Bila kakiku terperosok, aku menyebut namanya
Aku bermimpi dalam tidurku hidup bersama dia
Apabila disebut nama Qays
Hilanglah kekuatan jiwaku
Hatiku seperti sirna ditelan namanya
Demi Allah, hampir saja aku bila kerna memikirkannya
Dadaku sesak karena rindu

Kaumku mengancam 
Jika Qays tidak berhenti menyebut namaku
Maka darahnya akan tumpah membasahi bumi
Bunuhlah aku dan biarkan Qays
Setelah nyawaku melayang, janganlah kalian hina ia
Cukup apa yang ia derita karena cinta

Mungkin ia akan menuduhkan tidak setia dengan janji
Dan aku tidak mempu mencegahnya
Kucampur tinta dengan air mataku
Untuk menulis surat padanya
Inilah saat perpisahan bagi orang 
Yang akan kukurbankan jiwaku untuknya
Aku khawatir jika ajalku tiba 
Tak dapat memandang wajahnya"

Post a Comment for "Kumpulan Syair-Syair Layla Majnun Part III"