Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hakikat Cinta - Bahaya Mabuk Cinta

Bahaya Mabuk Cinta
Hakikat Cinta - Bahaya Mabuk Cinta
Orang yang sedang mabuk cinta adalah orang yang paling celaka, paling hina, paling sibuk, dan paling jauh dari Rabb mereka di antara seluruh manusia.
         Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : "Dampak negatif yang diwariskan oleh penyakit ini, seperti lemah akal, lemah ilmu pengetahuan, rusaknya agama dan akhlak, serta terbuai dan lalai terhadap hal-hal yang bermanfaat, baik bagi agama maupun dunia, lebih berlipat-lipat dari pada sisi positif yang didapatkannya.

          Bukti yang paling nyata terhadap masalah ini adalah apa yang kita lihat dan kita denganr di tengah-tengah ummat sekarang. Fakta ini tidak membutuhkan penelitian ataupun percobaan. Barang siapa yang ingin mencoba untuk menelitinya, niscaya sudah cukup hanya dengan cara melihat pada keadaan ummat ini. Setiap kali penyakit ini ditemukan, kita akan mendapati bahwa bahayanya lebih besar dari pada manfaatnya." 1

          Beliau rahimahullah juga berkata: "Orang-orang yang sedang dimabuk cinta termasuk orang-orang yang paling keras adzabnya dan paling sedikit pahalanya. Apabila orang yang dimabuk cinta itu masih tertambat hatinya pada orang yang dicintai, masih tunduk kepadanya, maka akan terkumpul pada dirinya berbagai macam kerusakan yang tidak bisa terhitung jumlahnya oleh siapa pun kecuali oleh Allah Azzawajalla , walaupn ia selamat dari perangkap dosa besar. Terus menerusnya hati pada keadaan seperti itu lebih berbahaya dari pada orang yang melakukan suatu dosa kemudian bertaubat, maka dengannya pengaruh dosa tersebut hilang dari hatinya.

          Mereka diibaratkan dengan orang yang sedang mabuk dan orang yang hilang akalnya, sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair berikut ini:


Dua jenis mabuk: mabuk hawa nafsu dan mabuk arak
Kapankah akan sadar orang yang memiliki keduanya
Mereka berkata:
Engkau jadi gila karena orang yang engkau dambakan
Maka aku katakan kepada mereka:
Mabuk cinta lebih parah dari pada orang gila
Orang yang mabuk cinta tidak akan bisa disadarkan sepanjang masa
Namun orang gila tidak sadar hanya sesaat saja2

          Kemudian, Syaikh rahimahullah membicarakan masalah hakikat mabuk cinta ini, beliau berkata: "Ada yang mengatakan bahwa mabuk cinta adalah rusaknya pikiran, serta suatu kondisi antara alam khayalan dan kenyataan. Orang yang sedang jatuh cinta pada orang lain akan melihat orang yang di cintainya itu dengan gambaran yang berbeda dengan keadaan yang sebenarnya, sampai akhirnya ia terkena penyakit al-'isyqu (Mabuk Cinta).

          Seandainya seseorang mengetahui keadaan sebenarnya dari yang dicintainya itu, niscaya ia tidak akan sampai pada mabuk cinta, walaupun antara mereka berdua telah terjalin cinta dan hubungan."3 

          Sudah banyak sekali perkataan-perkataan para ulama, penyair, pujangga, dan orang yang berpengalaman dalam masalah cinta yang menjelaskan bahayanya dan besarnya kerusakan yang diakibatkan oleh perasaan ini.

          Mereka berkata: "Orang yang sudah terperosok ke dalam lautan cinta, berharap untuk bisa selamat, namun sayang sudah sangat terlambat, bukan saatnya lagi untuk lari menyelamatkan diri."

Al-Khara-ithi berkata: "Abu Ja'far al-'Abadi melantunkan sebuah sya'ir berikut ini untukku:

Seandainya Allah menyalamatkan aku dari mabuk cinta
Aku tidak akan pernah kembali lagi kepadanya
Takkan kugubris kritikan orang yang mengkritikku
Siapa lagi yang dapat menyelamatkanku dari mabuk cinta
Setelah aku dilempari oelh rayuan cinta di antara jerat-jeratnya.4

Manshur an-Namiri berkata:
Apabila hati seseorang telah dibinasakan oleh cinta
Niscaya akan telanjang dan tercabut darinya pakaian kemenangan.5

          Ketika menjelaskan bahaya yang diakibatkan mabuk cinta, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Mencintai idola-idola yang diharamkan dan merindukannya merupakan salah satu penyebab kesyirikan. Setiap kali seorang hamba lebih dekat kepada kesyirikan dan jauh dari keikhlasan maka setiap kali itu juga kegilaannya terhadap idola-idola itu bertambah. Demikian juga sebaliknya, setiap kali ia memperbanyak keikhlasan dan memperkuat ketauhidan, maka dia akan semakin jauh dengan kegilaan terhadap orang yang diidolakan.

          Oleh sebab itulah, istri menteri ditimpa oleh mabuk cinta karena kesyirikannya dan Yusuf alaihisalam selamat karena keikhlasannya. Maka dari itu, orang yang ikhlas adalah orang yang telah memurnikan kecintaannya terhadap Allah semata. Oleh karena itu, Allah pun menyelamatkannya dari mabuk cinta kepada sang idola. Adapun orang musyrik, hatinya tertambat kepada selain Allah sehingga ia belum mengikhlaskan tauhidnya (dalam beribadah) dan kecintaannya kepada Allah azzawajalla.5

Foot Note :                       
1. Al-Istiqaamah (I/459).
2. Al-'Ubuudiyyah (hlm. 97-98).
3. Jaami'ur Rasaa-il karya Ibnu Tamiyyah (II/243-244).
4. Raudhatul Muhibbin (hlm. 201).
5. Bahjatul Majaalis karya Ibnu 'Abdil Barr (III/816).
6. Ighaatsatul Lahfaan (hlm. 513).

Post a Comment for "Hakikat Cinta - Bahaya Mabuk Cinta"