Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keutamaan Pedagang Yang Jujur Dan Amanah | Nabi Muhammad sebagai Pedagang

Banyak di antara kita yang sudah bosan bekerja dan ingin membuka sebuah usaha. Tapi, banyak juga yang mau membuka usaha tapi takut dengan kegagalan dari sebuah usaha. Ya, memang dalam menjalankan sesuatu apapun terdapat resiko didalamnya. 
Kali ini saya ingin mengulas tentang Keutamaan Pedagang Yang Jujur dan Amanah.

Berdagang adalah profesi yang mulia dalam Islam. Hal ini terbukti karena Rasulullah Shalallahu alaihi Wasalam sendiri adalah seorang pedagang dan beliau memuji serta mendoakan para pedagang yang jujur.

Nabi Muhammad shalallahu'alaihi Wasallam sebagai Pedagang

Saat berusia 25 tahun, Rasulullah pergi berdagang ke negri Syam dengan membawa modal dari Khadijah radiallahu'anhu binti Khuwailid. Yang saat itu belum menjadi Istri Nabi Muhammad. Ibnu Ishaq berkata: "Khadijah binti Khuwailid saati tiu adalah pengusaha wanita yang memiliki banyak harta dan juga kedudukan terhormat. Ia mempekerjakan orang-orang untuk menjalankan usahanya dengan sistem mudharabah (bagi hasil) sehinga para pekerjanya pun mendapat keuntungan. Ketika itu pula, kaum Quraisy dikenal sebagai kaum pedagang. 

Tatkala Khadijah mendengar tentang Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam (saat itu belum diutus menjadi Rasul) mengenai kejujuran lisannya, sifat amanahnya dan kemuliaan akhlaknya, maka ia pun mengutus orang untuk menemui Rasulullah. 

Khadijah menawarkan beliau untuk menjual barang-barangnya ke negri Syam, didampingi seorang pemuda budaknya Khadijah yang bernama Maisarah. Khadijah pun memberi imbalan istimewa kepada beliau yang tidak diberikan kepada para pedagangnya yang lain. Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam pun menerima tawaran itu dan lalu berangkat dengan barang dagangan Khadja bersama budaknya yaitu Maisarah sampai ke negri Syam" (Sirah Ibnu Hisyam, 187-188, dinukil dari Ar Rahiqul Makhtum, 1/51).

Para sahabat Nabi adalah seorang pedagang

Mungkin kita semua ingat dengan kisah Abdurrahamn bin 'Auf radhiallahu'anhu, bagaimana kehebatan beliau dalam berdagang,

"Abdurrahman bin Auf ketika datang di Madinah, Nabi Shalallahu'alaihi Wasallam mempersaudarakannya dengan Sa'ad bin Ar Rabi' Al Anshari. Lalu Sa'ad menawarkan kepada Abdurrahman wanita dinikahi dan juga harta. Namun Abdurahman berkata: 'Semoga Allah memberkahi keluargamu dan hartamu, tapi cukup tunjukkan kepadaku dimana letak pasar'. Lalu disana ia mendapatkan untuk berupa aqith dan minyak samin" (HR. Al-Bukhari 3937).

Dan juga para sahabat Nabi yang lain, banyak yang merupakan pedagang. Abu Bakar radhiallahu'anhu adalah pedagang pakaian. Umar radhiallahu'anhu pernah berdagang gandung dan bahan makanan pokok. Abbas bin Abdil Muthallib radhialahu'anhu adalah pedagang. Abu Sufyan radhiallahu'anhu berjualan udm (camilan yang dimakan bersama roti). (Dikutip dari Al Bayan Fi Madzhab Asy Syafi'i, 5/10)

Hadits-Hadits motivator pedagang

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam seringkali memuji dan memotivasi para pedagang. Diantaranya beliau bersabda:
"Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan para syuhada" (HR. Tirmidzi no. 1209, ia berkata: "Hadits hasan, aku tidak mengetahui selain lafadz ini")
Dari Rafi' bin Khadij ia berkata, ada yang bertanya kepada Nabi: 'Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?'. Rasulullah menjawab: "Pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tangannya dan juga setiap perdagangan yang mabrur (baik)" (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 5/263, disahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Sahihah 607)
Demikian juga para ulama salaf, banyak diantara mereka yang merupakan para pengusaha dan pedagang. Dengan demikian mereka hidup mulia dan tidak bergantung pada belas kasihan orang. Pernah suatu ketika Sufyan Ats Tsauri sedang sibuk mengurus hartanya. Lalu datanglah seorang penuntut ilmu menanyakan sebuah permasalahan kepadanya, padahal beliau sedang sibuk berjual-beli. Orang tadi pun lalu memaparkan pertanyaannya. Sufyan Ats Tsauri lalu berkata: 'Wahai anda, tolong diam, karena konsentrasiku sedang tertuju pada dirhamku, dan ia bisa saja hilang (rugi)'. Beliau pun biasa mengatakan,
"Jika dirham-dirham ini hilang, sunggu para raja akan memanjakan diriku"

Ayyub As Sikhtiani rahimahullah juga berkata:
"Konsistenlah pada usaha daganganmu, karena engkau akan tetap mulia selama tidak bergantung pada orang lain"

Jangan jadi Pedagang durjana

Walau banyak sekali keutamaan menjadi pedagang, namun Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam juga mewanti-wanti dengan keras para pedagang.
Beliau bersabda:
"Para pedagang adalah tukang maksiat"

mendengar ini, para sahabat kaget dan bertanya: "Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan jual-beli?" Rasulullah menjawab,

"Ya, namun mereka sering berdusta dalam berkata, juga sering bersumpah namun sumpahnya palsu". (HR. Ahmad 3/428, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 1/707)
Yang beliau maksud adalah para pedagang yang durjana, yang bermaksiat dalam usaha dagangnya. Dalam Al Mu'tashar (1/334), Imam Jamaludin Al Malathi Al Hanafi (wafat 803 H) berkata: "Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasalam menyebut pedagang sebagai tukang maksiat secara mutlak karena demikianlah yang paling banyak terjadi, bukan berarti secara umum mereka demikian. Orang arab biasa memutlakan penyebutan pujian atau celaan kepada sekelompok orang, namun yang dimaksud adalah sebagian saja."

Nah, itu dia Keutamaan Pedagang Yang Jujur Dan Amanah. Semoga kita menjadi pedagang yang jujur dan amanah karena banyak keutamaan darinya. Wallahu'alam ....

Post a Comment for "Keutamaan Pedagang Yang Jujur Dan Amanah | Nabi Muhammad sebagai Pedagang"